Alegre Nato
Indahnya mengungkapkan isi hati dalam kata-kata
Sabtu, 02 Februari 2013
Ungkapan Hati
Mentari bersembunyi di balik kabut senja
Menutup gelap indahnya hari ini
Kucari jejakmu dalam gelap hari
Kuraba wajahmu nan sendu
Derai air mata basahi paras indahmu
Mengalir deras bak sungai tanpa batu
Ku dekap erat ragamu
Ku usap sayu tetes air matamu
Kau lemparkan senyum manis padaku
Memberi warna baru dalam hidupku
Kau bisikkan kata sendu di telingaku
“Aku Sayang Padamu”
Kan kubalas kata manismu dari bibirmu
Dengan kecupan hangat di keningmu
23 Januari 2013
Hujan di Sore itu
Alunan nada sendu
Iringi aliran darah ini
Menyayat raga yang merana
Lengkapi perih hujan di sore hari
Dalam bimbang nada sendu tetap berkumandang
Memberatkan langkah untuk t’rus maju
Tembok keputusasaan semakin tinggi
Tetapi tetes keringatmu memberikan kekuatan
Senyum tulusmu ceriakan lagi hari yang suram karna keputusasaan
Kau berikan kekuatan dalam kesendirian
Perhatian kasihmu surutkan kesepian
Hadirkan akan sebuah pengharapan
Bagai lilin-lilin kecil dalam kegelapan
Rela lelehkan hidup untuk memberi kehangatan
Selasa, 22 Januari 2013
Kasih itu Sederhana
Mungkin bagi
kalian itu hanya sebutir batu yang tak memiliki arti, tapi tidak menurut saya (Jelloe29). Batu itu sungguh sangat berarti untuk saya, walaupun kalo dilihat
dari bentuknya batu itu sama seperti batu-batu yang sering kalian jumpai di
sekitar kalian, kecil, kotor, tak berharga, ato mungkin aneh. Sebenernya batu
itu berasal dari sebuah daerah yang katanya daerah yang penuh dengan surga keindahan.
Batu itu dibawa oleh seseorang yang sepertinya terpaksa meninggalkan tanah
kelahirannya untuk pergi merantau ke kota yang katanya kota Pelajar untuk
membeli ilmu disana, dengan berbagai tuntutan untuk menjadi seorang perawat
yang mungin itu bukan cita-cita utamanya.
Emmmmhhhhh. . . ngiris
rasanya harus pergi jauh dari orang tua,
saudara, teman, ato mungkin kena, untuk membeli ilmu dan menjadi seorang
perawat yang mungkin itu bukan yang dia
butuhkan saat ini, tapi karena bukti cintanya kepada Orang tua tercinta dia
rela pergi untuk terus menatap maju tanpa boleh melihat kesamping atopun kebelakang.
Tak jarang bola
mata ini melihat tetesan air mata mengalir membasahi pipinya, air mata itu turun
deras bagai sungai tanpa bebatuan. Tak jarang bibir manis itu mengucapkan
keluhan sendu nan perih yang mengetarkan gendang telinga ini. Keluhan-keluhan ingin
berhenti dan mengakhiri langkah untuk terus maju.
Sakit hati ini
setiap kali menlihat tetesan air mata itu dan perih telinga ini setiap kali
mendengar keluhan itu. Aku memang bukan siapa-siapanya, tetapi aku ingin kelak dapat
melihat kesuksesan di hidupnya. Aku rela bersama dengan batu yang mungkin menurut
orang lain tak berharga itu, rela menjadi batu buangan untuk menjadi sebuah pondasi
didalam hidupnya yang membuatnya kuat menjalani tantangan hidup ini, dan dengan
batu ini aku ingin Dia merasa bahwa Dia tak pernah sendiri . . .
22 Januari 2013
21:46
Jelloe29
Langganan:
Postingan (Atom)