Sabtu, 02 Februari 2013

Bimbang dalam Hati

Ratap tangis mengundang

Tetes keringat menyimpan sebuah kisah

Kebimbangan ada di depan mata

Berikan dua pilihan

Berhenti dan tak mau tau

Atau maju memberikan nyawa untuk mati

Ribuan anak panah menunggu di depan mata

Siap memberi luka dalam hati

Waktu terus berlalu

Jeritan tangis semakin terdengar

Luka hidup semakin berbicara

Memberi beban untuk terus maju

Ingin ku berhenti sampai disini

Tapi bagaimana dengan yang disana??

Yang rela pergi jauh untuk hidup ini

 

2 Ferbruari 2013

Jelloe

 

 

 

 

Ungkapan Hati

Mentari bersembunyi di balik kabut senja

Menutup gelap indahnya hari ini

Kucari jejakmu dalam gelap hari

Kuraba wajahmu nan sendu

Derai air mata basahi paras indahmu

Mengalir deras bak sungai tanpa batu

Ku dekap erat ragamu

Ku usap sayu tetes air matamu

Kau lemparkan senyum manis padaku

Memberi warna baru dalam hidupku

Kau bisikkan kata sendu di telingaku

“Aku Sayang Padamu”

Kan kubalas kata manismu dari bibirmu

Dengan kecupan hangat di keningmu

23 Januari 2013

Hujan di Sore itu


Alunan nada sendu

Iringi aliran darah ini

Menyayat raga yang merana

Lengkapi perih hujan di sore hari

Dalam bimbang nada sendu tetap berkumandang

Memberatkan langkah untuk t’rus maju

 

Tembok keputusasaan semakin tinggi

Tetapi tetes keringatmu memberikan kekuatan

Senyum tulusmu ceriakan lagi hari yang suram karna keputusasaan

Kau berikan kekuatan dalam kesendirian

 

Perhatian kasihmu surutkan kesepian

Hadirkan akan sebuah pengharapan

Bagai lilin-lilin kecil dalam kegelapan

Rela lelehkan hidup untuk memberi kehangatan



Selasa, 22 Januari 2013

Kasih itu Sederhana


Mungkin bagi kalian itu hanya sebutir batu yang tak memiliki arti, tapi tidak menurut saya (Jelloe29). Batu itu sungguh sangat berarti untuk saya, walaupun kalo dilihat dari bentuknya batu itu sama seperti batu-batu yang sering kalian jumpai di sekitar kalian, kecil, kotor, tak berharga, ato mungkin aneh. Sebenernya batu itu berasal dari sebuah daerah yang katanya daerah yang penuh dengan surga keindahan. Batu itu dibawa oleh seseorang yang sepertinya terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi merantau ke kota yang katanya kota Pelajar untuk membeli ilmu disana, dengan berbagai tuntutan untuk menjadi seorang perawat yang mungin itu bukan cita-cita utamanya.

Emmmmhhhhh. . . ngiris  rasanya harus pergi jauh dari orang tua, saudara, teman, ato mungkin kena, untuk membeli ilmu dan menjadi seorang perawat  yang mungkin itu bukan yang dia butuhkan saat ini, tapi karena bukti cintanya kepada Orang tua tercinta dia rela pergi untuk terus menatap maju tanpa boleh melihat kesamping atopun kebelakang.

Tak jarang bola mata ini melihat tetesan air mata mengalir membasahi pipinya, air mata itu turun deras bagai sungai tanpa bebatuan. Tak jarang bibir manis itu mengucapkan keluhan sendu nan perih yang mengetarkan gendang telinga ini. Keluhan-keluhan ingin berhenti dan mengakhiri langkah untuk terus maju.

Sakit hati ini setiap kali menlihat tetesan air mata itu dan perih telinga ini setiap kali mendengar keluhan itu. Aku memang bukan siapa-siapanya, tetapi aku ingin kelak dapat melihat kesuksesan di hidupnya. Aku rela bersama dengan batu yang mungkin menurut orang lain tak berharga itu, rela menjadi batu buangan untuk menjadi sebuah pondasi didalam hidupnya yang membuatnya kuat menjalani tantangan hidup ini, dan dengan batu ini aku ingin Dia merasa bahwa Dia tak pernah sendiri . . .


22 Januari 2013
21:46
Jelloe29